Pak Bagong adalah sosok seniman boneka dan pendongeng multi talenta yang karya-karyanya pernah sempat tayang di televisi. Dunia industri televisi yang menuntut untuk bekerja mengejar rating tidak sesuai dengan jiwa Pak Bagong sebagai seorang seniman yang terbiasa bekerja secara bebas. Film ini menggambarkan bagaimana kiprah Pak Bagong dalam berkesenian dan menjalani kesehariannya.
 
Pak Bagong is a doll artist and storyteller whose works never got aired on television. The world’s television industry is demanding to work chase ratings do not correspond to Pak Bagong soul as an artist is accustomed to work independently.

Title : Dongeng Pak Bagong

Film Type : Documentary

Runtime : 12:21 minutes

Completion Date : June 2017

Production House : Montase Productions & Sanggar Boneka Pak Bagong

Country of Origin : Indonesia

Country of Filming : Indonesia

Shooting Format : HD

Aspek Rasio : 16:9

Film Color : Color

Sound : Stereo

Languange: Indonesian

Producer : Melati Puspitasari

Director  Agustinus Dwi Nugroho

Scriptwriter : Agustinus Dwi Nugroho, Himawan Pratista

Cinematographer : Antonius Rah Utomo

Assistant Camera : Rian Apriansyah, Fandri Lis Malindra

Audio : Iqbal Ramadhan, Gregorius Yogaswara Murti

Editor : Moh. Azry

Bagong Soebardjo

Tedjo Badut

Tri Geovani

Pujo Suwarno

Agustinus Dwi Nugroho lahir di Temanggung pada 27 Agustus 1990. Ia telah menjadi anggota Komunitas Film Montase sejak tahun 2008. Ia adalah salah satu anggota paling aktif di komunitas ini. Dalam produksi, ia fokus pada penyutradaraan dan penulisan naskah. Film-film yang telah ia garap adalah The Sacred of Kudus (2014), Ambarrukmo: Kedhaton dalam Pusaran Waktu (2015), Arca (2015), dan Reco (2015), beberapa diantaranya menang di festival film serta official selection di beberapa festival film internasional. Ia juga rajin mengisi seminar, workshop tentang penulisan naskah dan produksi film. Di masa studi lanjutnya, ia kini memproduksi film dokumenter bertema sejarah yang berjudul, The Paintings of War.
 
Agustinus Dwi Nugroho was born in Temanggung on August 27, 1990. He has been member of Montase Film Community, since 2008. He is one of the active members in his division at Montase. He is mostly focused on directing and scriptwriting. The films he directed before, The Sacred Of Kudus (2014), Ambarrukmo: Kedhaton dalam Pusaran Waktu (2015), Arca (2015), and Reco (2015), which some of them has achieved alot of film festivals Official selection, nominations and winning. He also holds up, seminars, workshops and public lectures in screenwriting. In the midst of the current study, he was making documentary film-themed national history and painting entitled The Paintings of War.

Festival Film Puskat 2017

  • Nominasi Film Dokumenter Terbaik Kategori Umum
Share this post: