Bram, seorang mahasiswa, menemukan sebuah jam kantong kuno yang jarumnya menunjukkan persis angka pukul 3. Sejak itu setiap pukul 3, baik sore maupun pagi, orang-orang yang Bram kenal mulai tewas secara misterius satu persatu. Bram harus berpacu dengan waktu menemukan misteri jam kuno ini sebelum malapetaka besar terjadi.
Bram, a student, finds an old pocket watch whose hands show precisely 3 o’clock. Since then, every 3 p.m. and a.m., people who Bram knew began to die one by one mysteriously. Bram must race against time to discover the mystery of this ancient clock before a major catastrophe occurs.
Title : 03:00
English Title: –
Film Type: Fiction
Genre: Thriller Horor
Runtime: 31:44 minutes
Completion Date: 03 Januari 2022
Production House: Montase Productions
Funding : PENfilm 2021 – Kemenparekraf Republik Indonesia
Distribution: Montase Productions
Est. Budget: 17.500 USD
Country of Origin: Indonesia
Country of Filming: Indonesia
Shooting Locations : Yogyakarta
Shooting Format: 4K
Aspect Ratio: 16:9
Film Color: Color
Sound: Stereo
Speed: 25fps
Languange: Indonesian & Javanese
Producer : Himawan Pratista
Production Manager: Anisa Prastiari
Bendahara: Melati Puspitasari
Scriptwriter: Himawan Pratista Agustinus Dwi Nugroho
Director: Rian Apriansyah
DOP: Rian Apriansyah
Penata Kasting: Brohisman
Costume & Artistic: Nanda Bella Dayaningtyas Stella Lucia Melyssa J.K. Andi Siti Hardianti
Lighting: Putera Rizky Islami
Audio: Pekik Wenang & Maskhun Setyawan
Editor: Moh. Azry Agustinus Dwi Nugroho
Ilustrasi Musik: Ferry Susanto
Cast : Lazuardi Tegar Imani Dian Adhe Rinata Yudhistira Adimanggala K. Brisman H.S. Nana Rochana Nono Diono Wahyudi Sugeng Riyanto
Sangat jarang pada tontonan film kita terdapat film thriller murni tanpa melibatkan sosok mengerikan. Film mencoba mengkombinasikan cerita dengan unsur thriller, misteri, dan horor dengan setting cerita modern serta memasukkan unsur lokal. Film ini menawarkan sebuah tontonan menegangkan bernuansa misteri yang mampu memberi rasa penasaran, kecemasan dan ketakutan yang semakin menjadi pada penonton tanpa sedikitpun memperlihatkan sosok-sosok yang mengerikan atau lainnya.
Our film spectacle is scarce to find a pure thriller without a terrifying scary figure. The film combines stories with thriller, mystery, and horror elements with modern story settings and incorporates local elements. This film offers a suspenseful spectacle with a mystery nuance that can give the audience a sense of curiosity, anxiety, and fear that is getting worse without showing the slightest terrible figures.
Rian Apriansyah lahir di Bangka Tengah, 29 April 1995. Tahun 2013, mulai menekuni studi film saat mengenyam pendidikan film di Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta. Setelah lulus melanjutkan studi Program Studi Komunikasi di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD), Yogyakarta. Ia bergabung Komunitas Film Montase sejak tahun 2014. Ia hobi menonton film dan memproduksi film-film pendek bersama Montase dan rumah produksi independen miliknya, Becuasfilm. Di Komunitas Film Montase, ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan semua divisi. Pada produksi film, ia juga aktif terlibat seperti penyutradaraan, penata kamera, penata suara, dan penyunting gambar. Beberapa film pendek yang pernah ia sutradarai, Ngelimbang (Becuasfilm/2015), Game (2015), Jalan Pintas (Becuasfilm/2016), 15,7 KM (Becuasfilm/2017) serta memproduseri The Blank Horizon (Becuasfilm / 2019). Ngelimbang adalah film pertamanya yang diproduksi di kampung halamannya, dan mampu meraih puluhan apresiasi dan penghargaan, baik nasional maupun internasional.
Rian Apriansyah is an independent filmmaker from Bangka Island, Indonesia. He has studied film at Akademi Komunikasi Indonesia and currently he is taking (communication program) course at Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD). He joined Montase Film Community since 2014. He is producing short films both with Montase and his independent production house, Becuasfilm. At Montase Film Community, he is actively involved in various activities in many divisions. In film production, he is also actively involved in directing, camera, sound, and editing. Some short films he directed, include, Ngelimbang (Becuasfilm/2015), Game (2015), Shortcuts (Becuasfilm/2016), 15.7 KM (Becuasfilm/2017) and also produced The Blank Horizon (Becuasfilm/2019). Ngelimbang is the first film produced in his hometown (Bangka Island), and already get dozens of awards, both national and international.
–