Film dokumenter pendek “Wido” menjadi salah satu dari tiga pemenang kategori dokumenter dalam ajang Festival Film Jawa Tengah 2019 yang berlangsung Hari Minggu, 25 November, di Gedung Oedetrap, Kawasan Kota Lama, Semarang. Film arahan Dewi Prastiningrum ini bersaing dengan 6 finalis lainnya yang memperebutkan 3 film terbaik kategori dokumenter. Ajang Festival Film Jawa Tengah merupakan ajang kompetisi film yang dikhususkan untuk sineas asal Jawa Tengah yang melombakan 2 kategori, yakni fiksi dan dokumenter. Ajang yang bertema “Ndelok Jateng Gayeng” ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah bersama Anantaka Cultural Trust dan Sineroom. Festival Film Jawa Tengah 2019 mengajak para pegiat film Jawa Tengah untuk mengartikulasikan gagasan, pandangan, visi, ingatan-ingatan kolektif mereka tentang Jawa Tengah ke dalam medium film.
Film Dokumenter Wido berkisah tentang rutinitas seorang seniwati multitalenta, Widowati asal Sawangan, JawaTengah yang konon semakin langka. Sang seniwati menekuni pekerjaannya sebagai penyanyi, penari, hingga pemain ketoprak yang dalam masa puncaknya, bisa bermain hingga 2-3x sehari selama berhari-hari. Sementara sang sutradara, Dewi Prastiningrum adalah juga salah satu pengelola TV Komunitas, Grabag TV yang berlokasi di Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Belum lama ini, Grabag TV dan Sinema Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, yakni Hartanto. Beliau adalah pelopor TV komunitas di Indonesia serta pelaku industri film yang aktif sebagai penata suara pada era 1980-1990-an dan dua kali meraih Piala Citra. Dewi mendedikasikan kemenangan film pendeknya ini kepada sang mentor yang menjadi teladannya dalam berkarya. Kisah belum berakhir di sini, Wido hingga kini masih berkompetisi dalam beberapa ajang festival dokumenter. Semoga hasil maksimal dicapai dalam semua festival film yang diikuti.