

Purwoko Ajie, atau yang lebih dikenal sebagai Puralexdanu Patjingsung, lahir di Ciamis, Jawa Barat, pada 13 Oktober 1995. Ia menempuh pendidikan di Program Studi Televisi dan Film, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, pada tahun 2015-2019; dan sejak 2022-2024 melanjutkan studi Pascasarjana di Program Studi Kajian Budaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Semasa kuliah ia aktif menulis buku, naskah film (fiksi/ dokumenter), dan artikel ilmiah, serta mendalami kajian budaya dengan fokus pada sinema dan media.
Karya-karya tulisnya termasuk novel Cinta Piramida (2015) dan From Something To Nothing (2018) yang terbit secara independen, serta kontribusinya sebagai salah satu penulis buku 30 Film Indonesia Terlaris 2002-2018 (2019) yang diterbitkan Montase Press. Sejumlah artikelnya juga telah dipublikasikan dalam jurnal nasional dan internasional; seluruh portofolio akademik dan publikasinya dapat diakses melalui Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=I6nkRJIAAAAJ. Kemudian, di bidang kritik film, ia memperoleh pengakuan nasional melalui capaian di Festival Film Indonesia (FFI), yaitu terpilih sebagai salah satu dari 15 Karya Kritik Film Terbaik FFI 2024 melalui artikel berjudul Vina: Sebelum 7 Hari | Fenomena Spiritual, Viralitas, dan Pengungkapan Fakta Sosial, serta menjadi Nominasi Karya Kritik Film Terbaik FFI 2025 melalui artikelnya Tendangan, Pengkhianatan, dan Mimpi di Tengah Mafia: Alegori ‘Elang’ (2025) dalam Psiko-Politik Sepak Bola Nusantara.
Selain aktif menulis, ia juga berkarya dalam bidang penyutradaraan film pendek fiksi dan dokumenter. Kecintaannya pada film dimulai sejak masa sekolah menengah pertama (SMP) ketika ia membuat film perdananya Salah Pelet (2009). Pada tahun 2016, ia menyutradarai film pendek The Dakoen Doerang (Past & Now) yang kemudian diputar di International Children Film Festival 2018 di India dalam program World Cinema. Ia juga memproduksi dokumenter Teguh Between the Collapse of Gemstone (2018) yang mendapat apresiasi di berbagai festival internasional. Hingga kini, ia terus berupaya mengembangkan karya sinemanya, baik dalam bentuk penulisan skenario maupun produksi film pendek, sambil memperdalam kajian budaya yang berkaitan dengan film, media, dan masyarakat.
Selain menekuni dunia film, ia juga berpengalaman di bidang teknologi informasi (IT), pernah bekerja sebagai staf IT di beberapa perusahaan swasta dan situs web ternama. Saat ini ia aktif mengelola dan menulis di situs montasefilm.com dan montase.org, serta mengembangkan aplikasi mOntasefilm berbasis Android: aplikasi komunitas film pertama di Indonesia, yang saat ini sedang dalam masa penyesuaian teknis.
===
Purwoko Ajie, also known as Puralexdanu Patjingsung, was born in Ciamis, West Java, on 13 October 1995. He pursued his undergraduate studies in the Television and Film Study Programme at the Indonesian Institute of the Arts (ISI) Surakarta from 2015 to 2019; and from 2022 to 2024 continued his postgraduate studies in the Cultural Studies Programme at Sebelas Maret University (UNS), Surakarta. During his studies, he actively engaged in writing books, film scripts (fiction/documentary), and scholarly articles, while deepening his research interest in cultural studies with a focus on cinema and media.
His written works include the independently published novels Cinta Piramida (2015) and From Something To Nothing (2018), as well as his contribution as a co-author to the book 30 Film Indonesia Terlaris 2002-2018 published by Montase Press. Several of his articles have been published in national and international journals; all academic portfolios and publications can be accessed through Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=I6nkRJIAAAAJ. In the field of film criticism, he received national recognition through achievements at the Indonesian Film Festival (FFI), being selected as one of the Top 15 Best Film Criticism at FFI 2024 with his essay Vina: Sebelum 7 Hari | Fenomena Spiritual, Viralitas, dan Pengungkapan Fakta Sosial, and later becoming a Nominee for Best Film Criticism at FFI 2025 through his article Tendangan, Pengkhianatan, dan Mimpi di Tengah Mafia: Alegori ‘Elang’ (2025) dalam Psiko-Politik Sepak Bola Nusantara.
In addition to his writing activities, he also works in the field of directing short fiction and documentary films. His passion for cinema began in junior high school when he produced his first film Salah Pelet (2009). In 2016, he directed the short film The Dakoen Doerang (Past & Now), which was later screened at the International Children Film Festival 2018 in India as part of the World Cinema programme. He also produced the documentary Teguh Between the Collapse of Gemstone (2018), which received recognition at various international festivals. To this day, he continues to develop his cinematic works, both in screenwriting and short-film production, while deepening his cultural studies research related to film, media, and society.
Besides his involvement in cinema, he also has experience in the field of information technology (IT), having worked as an IT staff member at several private companies and reputable websites. He is currently active in managing and writing for montasefilm.com and montase.org, as well as developing the mOntasefilm Android-based application: Indonesia’s first film-community application, currently undergoing technical refinement.









