Prestasi membanggakan dicatat oleh dua member Montase, di mana film-film karya mereka diputar dan didiskusikan dalam ajang Bali International Indigenous Film Festival 2019. Ajang ini belangsung di Ubud, Bali yang berlokasi di Njana Tilem Museum pada tanggal 10 – 13 Mei 2019. Adapun perwakilan dari Montase adalah film pendek Once Upon a Time in Yogyakarta (2017) karya Dwi Saputro dan Ngelimbang (2015) karya Rian Apriansyah. Dua film ini sebelumnya, juga telah berprestasi sangat baik dalam banyak ajang festival film internasional. Festival film bertema “suku pribumi” ini mengetengahkan film-film yang mengangkat cerita tentang penduduk pribumi di berbagai wilayah di dunia dengan segala problemanya yang bersinggungan dengan isu sosial, politik, budaya, hingga ekonomi.


Sambutan baik untuk dua film karya putra Montase, terbukti dengan antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab seputar filmnya. Once Upon a Time in Yogyakarta berkisah tentang petani yang mulai tergeser oleh modernisasi, dan banyak peserta menanggapi positif dan menyetujui jika pembangunan memang perlu selaras dengan lingkungan. Sementara film Ngelimbang, berkisah tentang seorang bocah penambang timah di Pulau Bangka, direspon sangat antusias dari banyak peserta yang bertanya tentang kondisi terkini serta dampak penambangan timah di sana. Hal yang membanggakan pula adalah sebagian besar peserta berasal dari luar negeri, dan dua film montase hanya sedikit dari karya anak bangsa yang terpilih dalam ajang ini. Semoga ke depan, film-film Montase dapat lebih berpestasi kembali dalam ajang festival film internasional yang tentunya merupakan kebanggaan pula bagi perfilman Indonesia.
Data dan prestasi film Ngelimbang dan Once Upon a Time in Yogyakarta bisa dilihat dalam link dibawah berikut: